Menu

Mode Gelap
Kapan Musim Kemarau 2024? Begini Penjelasan BMKG Kota Semarang Dikepung Banjir Suhartoyo Terpilih Menjadi Ketua Makhamah Konstitusi 2023-2028 Bawaslu: Empat Kabupaten dan Kota di Papua Rawan Tinggi Dalam Pemilu 2024 GBT Siap Gelar Piala Dunia U-17

Ekonomi · 14 Jun 2022 10:15 WIB ·

Peluang Bisnis Pakaian Bekas Import


Toko pakaian bekas atau biasa disebut Cakar Bongkar (Cabo) di Kota Jayapura. (Foto: Enrico/Jurnalpost) Perbesar

Toko pakaian bekas atau biasa disebut Cakar Bongkar (Cabo) di Kota Jayapura. (Foto: Enrico/Jurnalpost)

JURNALPOST, Jayapura – Junaidi (48) seorang warga Hamadi Pante, Kecamatan Jayapura Selatan, Kota Jayapura, terlihat sedang melihat koleksi pakaian bekas.

Ia terlihat antusias memilih jaket-jaket yang baru datang di toko Rovino Jaya, pasar Entrop, Kecamatan Jayapura Selatan.

“Yang ini pas tidak ya,” kata Junaidi bertanya kepada Jurnalpos sambil mengepaskan salah satu jaket import itu, Senin (13/6/2022).

Ia mengatakan, pakaian maupun celana yang ada di toko pakaian bekas atau biasa disebut Cakar Bongkar (Cabo) ini kualitasnya sangat bagus.

Pasalnya, imbuh Junaidi, pakaian Cakar Bongkar ini barang produknya dari luar negeri alias import.

“Walaupun statusnya barang second, tetapi kualitasnya sangat bagus dibanding produk lokal,” ujarnya.

Ia mencontohkan, misalnya celana, kalau dia beli celana baru harganya ratusan ribu atau bahkan jutaan. Namun di toko Cakar Bongkar, karena statusnya second, maka harganya di bawah harga barang baru. Harga pakaian bekas lebih terjangkau.

“Kalau untuk saya kualitas yang lebih utama,” tutur Junaidi.

Salah satu pemilik toko Cakar Bongkar, Mina Payung Allo (35) menjelaskan, meski keadaan tokonya agak sepi namun bisnis pakaian import dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Selain menjajakan dagangannya di pasar, Mina juga menjual dagangannya secara daring (dalam jaringan) alias online untuk mengundang pembeli ke tokonya.

“Kalau bulan 12 itu ramai, kalau bulan 1 sampai bulan 7 itu sepi,” kata ibu tiga anak yang sudah berbisnis pakaian bekas selama hampir 3 tahun ini.

Ia menjual jaket, celana, pakaian training, celana pendek juga pakaian wanita.

“Kalau celana pendek laki-laki harganya 30 ribu sampai 50 ribu, tergantung dari bahannya. Kalau jas, itu ada 80 ribu, 50 ribu dan 150 ribu, semua tergantung (bahannya),” jelas Mina.

Menjual secara online, imbuh Mina, tidak setiap hari juga dia online, tapi menjanjikan juga (hasilnya) kalau online.

“Jadi saya dapat pelanggan itu dari online,” ujarnya dengan semangat.

Mina menuturkan, dalam sehari ia bisa mendapat uang Rp. 50.000 sampai Rp. 150.000. Terkadang ia tidak mendapat uang dalam sehari. Namun karena ia memiliki satu toko lagi di pasar Hamadi maka bisa ada pemasukan.

“Saya pilih usaha ini karena bisnis ini jangka panjang, barang tidak busuk.

Terus seandainya kita tidak dapat pembeli hari ini, kan dia tidak busuk barangnya tidak kadaluarsa juga. Saya lebih senang dari situ,” pungkasnya.

Penulis: Enrico R. Nikijuluw
Editor: Djali Achmad

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 230 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Gaji 5 Juta Kini Kena Pajak?

3 Januari 2023 - 07:14 WIB

Gaji 5 Juta Kini Kena Pajak?

Menko Luhut: Penggunaan Sistim Digitalisasi Pelabuhan Indonesia Akan Lebih Efesien dan Hindari Korupsi

28 Desember 2022 - 14:34 WIB

Digitalisasi Pelabuhan

Dukung Pengembangan Electric Vehicle, Menko Airlangga Dorong Investasi Sektor Industri Otomotif

27 Desember 2022 - 15:56 WIB

Menko Airlangga

Kabupaten Kudus Gelar UMKM Expo Guna Dongkrak Pengembangan Ekonomi Kreatif

19 Desember 2022 - 07:10 WIB

UMKM Ecoprint

Pelaku Usaha IKM Gunungsitoli Dilatih Membuat Keripik Gamumu

12 Desember 2022 - 16:19 WIB

Kripik Gamumu

Citi Bersama Home Credit Dukung Fasilitas Pembiayaan Sosial Senilai 275 Miliar

10 Desember 2022 - 08:15 WIB

Citi Bank Home Credit
Trending di Ekonomi