Menu

Mode Gelap
Kapan Musim Kemarau 2024? Begini Penjelasan BMKG Kota Semarang Dikepung Banjir Suhartoyo Terpilih Menjadi Ketua Makhamah Konstitusi 2023-2028 Bawaslu: Empat Kabupaten dan Kota di Papua Rawan Tinggi Dalam Pemilu 2024 GBT Siap Gelar Piala Dunia U-17

Kesehatan · 5 Jul 2022 17:12 WIB ·

Inovasi Cangkang Kapsul Keras dari Ekstrak Rumput Laut


Inovasi Cangkang Kapsul Keras dari Ekstrak Rumput Laut. (Foto: BRIN) Perbesar

Inovasi Cangkang Kapsul Keras dari Ekstrak Rumput Laut. (Foto: BRIN)

JURNALPOST, Jakarta – Tahukah Anda, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar di dunia? Namun sebagian besar rumput lautnya diekspor dalam bentuk mentah.

Sehingga nilai ekonomi yang seharusnya didapat cukup besar tidak dirasakan oleh Indonesia. Saat ini, industri dari produk turunan rumput laut belum banyak berkembang di Indonesia.

Melatarbelakangi hal itu, Pusat Riset Agroindustri BRIN membuat satu inovasi teknologi terbaru. Yang disebut dengan Cangkang kapsul keras dari bahan rumput laut.

Produk cangkang kapsul itu diharapkan dapat menjadi alternatif bahan selain dari bahan gelatin yang kini banyak digunakan oleh produsen-produsen obat.

Dalam keterangannya pihak BRIN mengatakan, hingga kini pembungkus kapsul untuk obat yang dikonsumsi masyarakat terbuat dari gelatin yang bahan bakunya impor.

“Inovasi ini selain dapat mengurangi impor juga dapat meningkatkan pemanfaatan potensi lokal untuk mendorong daya saing industri farmasi dalam negeri,” jelas BRIN dalam keterangannya.

Cangkang kapsul rumput laut adalah produk yang terbuat dari ekstrak rumput laut jenis Eucheuma Cotonii. Produk ini merupakan alternatif bahan nabati yang sebelumnya terbuat dari gelatin hewan

Menurut BRIN, setidaknya terdapat 4 alasan mengapa rumput laut digunakan sebagai bahan cangkang kapsul.

1. Indonesia merupakan penghasil rumput laut tropis terbesar di dunia.

2. Sebagian besar rumput laut diekspor dalam bentuk bahan mentah.

3. Industri formulasi dari produk turunan rumput laut belum banyak berkembang di Indonesia.

4. Mengurangi impor, sebab sebagian bahan baku cangkang kapsul terbuat dari gelatin yang masih impor.

Proses inovasi kapsul rumput laut yang dikembangkan oleh BRIN telah dilakukan sejak 2014. Ditahun itu terdapat dua kegiatan yang dilakukan.

Pertama, menciptakan prototipe cangkang kapsul rumput laut dengan sedikit gelatin (skala lab). Dan prototipe cangkang kapsul rumput laut tanpa gelatin (skala lab).

Tahun 2015 dilakukan uji coba cangkang kapsul dalam skala sebenarnya di industri. Tahun berikutnya, 2016-2017, dilakukan uji coba skala produksi.

Di tahun 2018 dilakukan Perjanjian Kerjasama uji coba produksi dengan PT Kapsulindo Nusantara. Pada 2019 dilakukan Hak Paten dengan nomor P002201903554, sekaligus launching produk kapsul rumput laut.

Baca juga:
ACT Akui Ambil 13,7 Persen Donasi
‘Ngakalin’ Subsidi BBM Lewat Aplikasi MyPertamina dan LinkAja

Selanjutnya di tahun 2020-2021 dilakukan line produksi terpisah dari cangkang kapsul dari gelatin. Lalu dilakukan audit fasilitas produksi oleh BPOM. Dan tahun 2022 dilakukan perbaikan hasil audit fasilitas produksi oleh BPOM.

Penulis: Andriansyah
Editor: Djali Achmad

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 187 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kapan Musim Kemarau 2024? Begini Penjelasan BMKG

15 Maret 2024 - 16:05 WIB

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan wilayah-wilayah mana saja yang awal kemaraunya diprediksi mundur.

Suhartoyo Terpilih Menjadi Ketua Makhamah Konstitusi 2023-2028

10 November 2023 - 15:45 WIB

Mahkamah Konstitusi (MK)

GBT Siap Gelar Piala Dunia U-17

10 November 2023 - 14:33 WIB

Piala Dunia U-17 Indonesia

Cacar Monyet (Monkeypox): Penyebab dan Gejalanya!

9 November 2023 - 17:44 WIB

Cacar Monyet

Vaksinasi Cacar Monyet Diprioritaskan Bagi Penderita Homoseksual

9 November 2023 - 16:47 WIB

Cacar Monyet

Penyakit Cacar Monyet Melonjak, Waspada!

9 November 2023 - 16:15 WIB

Cacar Monyet
Trending di Kesehatan