Menu

Mode Gelap
Kapan Musim Kemarau 2024? Begini Penjelasan BMKG Kota Semarang Dikepung Banjir Suhartoyo Terpilih Menjadi Ketua Makhamah Konstitusi 2023-2028 Bawaslu: Empat Kabupaten dan Kota di Papua Rawan Tinggi Dalam Pemilu 2024 GBT Siap Gelar Piala Dunia U-17

Kesehatan · 11 Sep 2022 15:20 WIB ·

Pertemuan Perdana Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan Untuk Pandemi


Pertemuan Perdana Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan untuk Pandemi (PPR-FIF) dalam Presidensi G20 Indonesia. (Foto: Kemenkeu) Perbesar

Pertemuan Perdana Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan untuk Pandemi (PPR-FIF) dalam Presidensi G20 Indonesia. (Foto: Kemenkeu)

JURNALPOST – Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi (PPR-FIF) yang merupakan capaian konkrit G20 dibawah Presidensi Indonesia untuk inisiatif penguatan arsitektur kesehatan global menggelar rapat perdana secara virtual pada tanggal 8-9 September 2022.

Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati bersama Presiden Grup Bank Dunia David Malpass, dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus, memberikan sambutan sekaligus membuka peluncuran Dana Perantara Keuangan-FIF (Financial Intermediary Fund).

“FIF fokus pada beberapa prinsip, yaitu melengkapi upaya yang ada dalam menyediakan pembiayaan untuk PPR, sebagai desain utama untuk mengkatalisasi investasi oleh negara dan publik. Juga yang berfungsi sebagai integrator, dilakukan melalui berbagai lembaga yang sudah disepakati dengan beradaptasi dari waktu ke waktu, inklusif, dan memiliki standar tinggi,” tegas Malpass dalam keterangan pers yang diterima Jurnalpost.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa penguatan arsitektur kesehatan global adalah isu prioritas utama dalam Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022. Pertemuan tersebut merupakan tonggak penting dalam menghasilkan tindakan nyata.

“Terima kasih atas kerja keras Satuan Tugas Kementerian Keuangan dan Kesehatan, khususnya untuk kolaborasi Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia yang mengembangkan dan merancang PPR FIF dengan komitmen bersama yang kuat mewujudkan inklusivitas tata kelola dan pengaturan operasi yang simpel dan fleksibel serta memiliki keterikatan yang kuat dengan G20”, jelas Sri Mulyani.

Dalam pertemuan ini, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom, menyampaikan terima kasih kepada para anggota G20 dan pemangku kepentingan lainnya atas komitmennya untuk memperkuat FIF bagi PPR pandemi.

“Covid-19 mengajarkan kita untuk menerapkan langkah-langkah dalam rangka membuat dunia lebih aman. Negara-negara anggota WHO telah menegaskan bahwa regulasi kesehatan internasional harus tetap menjadi fondasi arsitektur kesehatan global”, kata Adhanom.

Salah satu proposal utama FIF adalah untuk menyediakan dana bagi PPR. Selain itu, peran penting FIF juga untuk menutup kesenjangan dalam situasi yang kritikal secara global, regional, dan nasional, guna memperkuat kapasitas penerapan peraturan kesehatan internasional. Hal tersebut membutuhkan analisis dan prioritas yang cermat yang akan menjadi pekerjaan terberat bagi Dewan Pengelola FIF.

Pertemuan pertama Dewan Pengelola FIF itu dihadiri oleh para donor dan mitra, yang terdiri dari perwakilan Uni Eropa, Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang, Jerman, Kanada, Korea, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia dan Selandia Baru serta donor non-negara seperti Yayasan Bill dan Melinda Gates, Yayasan Rockefeller, Wellcome Trust, Amref Health Africa, Global Health Council, serta Bank Dunia dan WHO.

Para peserta pertemuan telah memilih dua Ketua (co-chairs) Dewan Pengelola FIF yaitu Muhamad Chatib Basri dari Indonesia dan Daniel Ngajime, Menteri Kesehatan Rwanda yang terpilih sebagai co-chair.

Dalam sambutannya Chatib Basri menyampaikan bahwa pendirian FIF akan dilihat sebagai sinyal yang jelas oleh masyarakat internasional sebagai aksi nyata G20 untuk secara kolektif dan kolaboratif mengambil pelajaran dari pengalaman bersama dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

PPR-FIF bertujuan membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memperkuat upaya membangun PPR pandemi yang juga akan melengkapi upaya berbagai lembaga pembiayaan yang ada, dengan fleksibilitas untuk bekerja melalui berbagai lembaga pelaksana.

Upaya pembentukan PPR-FIF dimulai pada masa Presidensi G20 Italia 2021 di mana G20 membentuk Panel Independen Tingkat Tinggi untuk mengusulkan hal-hal utama terkait pembiayaan yang dapat diatur secara sistematis dan berkelanjutan.

Dan juga untuk mengurangi kerentanan dunia terhadap pandemi di masa depan. Upaya ini selanjutnya dibahas dan disepakati serta akhirnya terwujud di bawah Presidensi Indonesia.

Indonesia juga dapat menerima manfaat langsung dari kontribusi yang dibayarkan, di mana Indonesia akan berposisi tidak hanya sebagai Founding Donor, tetapi juga dapat berposisi sebagai penerima dana.

Potensi penggunaan dana ini sendiri dapat membantu Indonesia dalam mencapai program reformasi kesehatan dalam negeri, khususnya untuk program atau kegiatan yang terkait dengan PPR pandemi.

Sejauh ini, terdapat empat belas anggota G20 yang telah secara resmi berkomitmen atau menyatakan niatnya berkontribusi bagi PPR-FIF. Selain itu tiga negara undangan G20 juga telah menyampaikan dukungannya untuk berkontribusi.

Keyakinan akan potensi pengembangan PPR-FIF juga meluas di luar forum G20. Hal itu tercermin dari kontribusi yang dijanjikan 2 negara non-G20 serta 3 organisasi filantropi. Kontribusi resmi yang tercatat sejauh ini berjumlah USD 1,4 milyar.

Baca juga:
Lakukan 5 Hal ini Agar Tak Terkena Doxing
KEK NDP Dukung Pengembangan Ekonomi Digital

Sebagai Presidensi G20 2022, Indonesia terus menempatkan diri dalam posisi yang strategis untuk terlibat aktif dalam pembahasan dan menjaga keberlanjutan PPR-FIF. Hal itu dilakukan bersama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait sebagai bagian dari upaya bersama memperkuat arsitektur kesehatan global.

Penulis: Zainuddin
Editor: Djali Achmad

 

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Kapan Musim Kemarau 2024? Begini Penjelasan BMKG

15 Maret 2024 - 16:05 WIB

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan wilayah-wilayah mana saja yang awal kemaraunya diprediksi mundur.

Suhartoyo Terpilih Menjadi Ketua Makhamah Konstitusi 2023-2028

10 November 2023 - 15:45 WIB

Mahkamah Konstitusi (MK)

GBT Siap Gelar Piala Dunia U-17

10 November 2023 - 14:33 WIB

Piala Dunia U-17 Indonesia

Cacar Monyet (Monkeypox): Penyebab dan Gejalanya!

9 November 2023 - 17:44 WIB

Cacar Monyet

Vaksinasi Cacar Monyet Diprioritaskan Bagi Penderita Homoseksual

9 November 2023 - 16:47 WIB

Cacar Monyet

Penyakit Cacar Monyet Melonjak, Waspada!

9 November 2023 - 16:15 WIB

Cacar Monyet
Trending di Kesehatan